♥ Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum (akan) menikah
September 21, 2015![]() |
nyomot dari sini : http://memegw.com/post-681-meme-lucu-senang-kalau-nikah.html |
Sejak sebelum puasa sampai
menjelang lebaran kurban, wedding invition bertebaran di meja kerja gue. Mulai
dari undangan yang pengantennya gue kenal banget, kenal biasa, kenal gitu aja
sampai yang gak gue kenal. Sangkin banyaknya, ada beberapa yang gue gak bisa
hadir di acara itu. Sebab ada yang terbentur dengan jadwal kerja gue, ada yang
terbentur dengan kondisi cuaca yang gak dukung buat hadir dan ada yang
terbentur dengan kesehatan dompet gue *Nengok kocek dan bilang “isi
dompet apa kabar?”*
Selain undangan pernikahan yang
bertebaran sana-sini, foto kawin nikah juga ditebarin sana sini lewat
socmed. Tujuannya sih bagi kebahagiaan dan sekaligus bikin kesel mantan.
Haelah...
Menikah beda dengan pacaran yang
kapanpun mau putus dengan mudahnya bilang putus. Kalau menikah, itu enggak!
Kita mau putus dari hubungan pernikahan itu gak cuma bilang “Kita putus”, tapi harus
melewati jalur agama dan hukum dengan syarat ini itu yang istilahnya kita kenal
dengan sebutan CERAI. Dan kalau mau balik lagi, gak kayak pacaran (baru putus,
dua hari kemudian balikan lagi). Di pernikahan beda, kalau mau balik lagi
(rujuk) yah harus nikah lagi. Makanya, mau nikah itu gak segampang menghayal
rumah tangga yang sakinah,mawaddah, warahmah.
Ngeliat moment dan emang lagi
musim nikah saat ini, maka di postingan kali ini gue pengen bahas tentang
hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum (akan) menikah.
1. Target usia menikah
Gue heran sama yang jomblo
baper. Setiap di tanya “Kapan kawin?” atau “Kapan nikah?” langsung mewek lebay,
langsung nganggap itu pertanyaan sakral, langsung ngerasa paling naas di dunia,
langsung pura-pura mati, langsung pengen ngajakin kawn yang nanya kapan kawin. Loh!
Iyah, gue juga sempat sebal
dengan pertanyaan “Kapan kawin /nikah?” tersebut. Makanya dulu kalau ditanya
gue jawab “nanti kalau udah pengen. Sekarang lagi belum”. Yang nanya pasti
mikir ngeres. Okeh anyway busway.
Dulu, waktu jaman kuliah di usia
21 tahun, gue punya plan book. Di dalam buku itu gue coret semua rencana-renca
dan target gue. sekarang buku itu udah lenyap terikut banjir yang menimpa gue
beberapa tahun lalu. Nah di dalam buku itu gue ada buat target usia menikah.
Entah insting atau naluri seorang wanita. Gue tiba-tiba aja nyoret dengan rapi
tulisan “Target Nikah : Usia 25 tahun” di plan book gue.
Kenapa harus target menikah
disiapkan?
Pertama: jangan sampai kita di-cap
sebagai bujang lapuk atau perawan tua.
Kedua: Usia juga mempengaruhi
mental seseorang. Jangan sampai menikahnya dalam usia terlalu muda (kecuali terpaksa), karena dalam rumah tangga
butuh sikap dan pemikiran yang dewasa, bukan yang emosian dan labil. Selain
jangan terlalu muda, menikah juga jangan diusia terlalu tua (kecuali terpaksajuga).
Usia juga mempengaruhi faktor keberhasilan terjadinya keturunan. Banyak kasus yang menikah
di usia tua, susah memiliki keturunan (walau ada yang masih berhasil bisa memiliki
keturunan. Langka...). Selain jangan menikah diusia terlalu muda dan terlalu tua, hal yang
paling penting pilihan usia adalah jangan menikah disaat udah monopouse.
PERCUMA!
Ketiga: target hidup tidak hanya
menikah, banyak target-target yang ingin kita capai. Contoh target sukses dalam
karir, target selesai kuliah, target membahagiakan kedua orang tua. Biasanya sebagian orang
menargetkan hal-hal itu sebelum ia menikah. Tapiiiiiii, Jangan sampai mengejar
target yang lain, kita terlupakan untuk menikah.
Gue saranin, target menikah itu jangan diletakkan setelah salah satu target anda tercapai. Misal: Akan menikah setelah punya rumah dan mobil pribadi. Jangaan chum... Bayangkan kalau target sebelum menikah anda gak tercapai? Gak menikah dong! Maka ada baiknya kita buat target usia menikah diluar dari target-target anda yang lain.
Gue saranin, target menikah itu jangan diletakkan setelah salah satu target anda tercapai. Misal: Akan menikah setelah punya rumah dan mobil pribadi. Jangaan chum... Bayangkan kalau target sebelum menikah anda gak tercapai? Gak menikah dong! Maka ada baiknya kita buat target usia menikah diluar dari target-target anda yang lain.
Keempat: kasus hamil diluar
nikah. Pernikahan terpaksa ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, jelas. Buru-buru dan sangat
terpaksa banget. Nah, kalau ada target menikah, minimal yang lagi pacaran
menahan hawa nafsu sampai dengan target menikahnya tercapai. Tapi untuk kasus
ini, susah ding! Tergantung dari indifidunya masing-masing. Tahan atau enggak
buat nahan nafsu setannya.
2. Mencari calon Suami/Istri yang
tepat bukan Pacar yang tepat.
Kebanyakan orang yang terus mencari, tapi tidak mau menentukan yang tepat. kenal dengan yang ini dan yang itu, dekat sama si ini dan si itu. pacaran lama-lama, gak nikah-nikah juga. Ini pacaran apa
kredit motor choy? Lama amat.
Sudah sering
(banget) kita nemuin sepasang anak manusia yang pacaran lama kemudian endingnya
putus. Tapi banyak juga kita nemuin sepasang anak manusia yang lama pacaran,
menikah, lalu cerai. Atau ada lagi pacaran sebentar, nikah, gak cerai-cerai.
Poin terakhir semua keinginan manusia.
Banyak orang
pacaran dengan alasan untuk mengenal calon pendamping hidup. Gak ada salahnya
sih, tapi salahnya kenapa banyak bener pacarnya? kenapa sering putus nyambung
pacaran? kenapa sering gonta-ganti pacar? Itu baju apa pacar?
Perempuan baik
untuk lelaki baik, sebaliknya dan perempuan buruk untuk lelaki buruk,
sebaliknya.
Kalau mau dapat
calon suami/istri yang tepat, maka menjadilah orang yang tepat. Kalau kamu udah
ngerasa tepat, maka pasti akan dapat pasangan yang tepat pula. Kalau kamu ragu,
pasti dapatnya juga pasangan yang ragu.
Kalau emang pacaran
dengan alasannya buat ngenal, carilah yang suatu saat mau diajak menikah. Kalau
sudah pacaran, usahakan jangan pernah putus, nyambung. Kalau emang mau putus,
udah putus aja. Kalau pacaran sampai putus nyambung, berarti udah jelas dia
adalah calon pasangan yang tidak tepat. Gak konsisten. jangan-jangan setelah nikah entarkawin cerai mulu.
3. Komunikasikan soal nikah dengan
ortu
Rata-rata orang tua
menganggap anaknya dewasa ketika diusia dua puluh ke atas. Gak ada salahnya
anak komunikasikan soal pernikahan walau belum mau menikah.
Jaman emang sudah
berubah, tapi adat masih tetap ada. Orang tua yang doyan ngejodohin anak dengan
kerabat dekat masih menjamur di kalangan kita. Nah ada baiknya anak
komunikasikan soal nikah. Jangan sampai si anak udah punya calon, ternyata ortu
juga udah punya calon untuk si anak.
Selain di jodohkan, biasanya
ortu pnya kriteria calon mantu. Jangan sampai calon yang kamu pilih, dianggap
salah dimata orang tua. Komunikasi ini butuh banget. pernikahan itu bukan hubungan layaknya pacaran, gak cocok diudahin. Menikah itu kehidupan panjang, semua ingin pasangan dunia menjadi pasangannya diakhirat.
4. Usaha dan keyakinan diri
Dari semua hal yang gue
paparkan, usaha dan keyakinan diri adalah hal yang paling penting. Bayangin dah, kalau kita udah
punya target nikah, punya calon pasangan yang tepat, udah komunikasi dengan
ortu soal nikah, tapi gak ngelakuin apa-apa setelah itu.
Ada yang gitu? Banyak! teman gue
ada yang seperti itu. Udah ngebet pengen
nikah, tapi gak mau usaha dan gak yakin akan usahanya. Udah mapan tapi gak
berani untuk menikah. Udah siap secara batin, tapi gak berani untuk nikah.
Pernikahan itu tidak terlaksana
jika kita gak berusaha melakanakan pernikahan itu dan pernikahan tidak akan
terjalin jika tidak ada keyakinan kita untuk menikah. Siap menikah berarti kita
harus siap berusaha dan siap meyakinkan diri sendiri dan orang lain.
Demikian postingan nda’ pentings
gue kali ini. semoga bermanfaat.
2 Comments
trimakasih kk postingannya^^
BalasHapusTerimakasih kembali sayang. Semoga bermanfaat ^_^
Hapus